Saya yakin, Anda sudah mengerti tentang
apa yang dimaksud membaca. Apa pengertian membaca menurut Anda? Kita dapat
diskusikan nanti berbagai pengertian membaca yang Anda berikan. Pada kesempatan
ini, saya mengutip secara bebas beberapa pengertian membaca yang saya peroleh
melalui pembacaan beberapa buku.
a.
Anderson:
membaca adalah
melafalkan lambang-lambang bahasa tulis.
b.
A.S. Broto: membaca adalah mengucapkan lambang bunyi.
c. Henry Guntur
Tarigan: membaca adalah proses pemerolehan pesan yang disampaikan oleh seorang
penulis melalui tulisan.
d. Poerwodarminto: membaca
adalah melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin mengetahui isinya.
Dapat disimpulkan bahwa membaca
adalah proses melisankan dan/atau memahami bacaan atau sumber tertulis
untuk memperoleh pesan atau gagasan yang ingin disampaikan penulisnya.
2.
Tujuan Membaca
Secara umum, tujuan membaca adalah
(1) mendapatkan informasi, (2) memperoleh pemahaman, (3) memperoleh kesenangan.
Secara khusus, tujuan membaca adalah (1) memperoleh informasi faktual, (2)
memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis, (3)
memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang, (4) memperoleh
kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang (Nurhadi, 1987:11).
Lebih lanjut Nurhadi (1987) yang
mengutip pendapat Waples (1967) menuliskan bahwa tujuan membaca adalah :
(1)
mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah;
(2)
mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih bila
dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya;
(3)
memperkuat nilai pribadi atau keyakinan;
(4)
mengganti pengalaman estetika yang sudah usang;
(5)
menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.
Hal menarik diungkapkan oleh Nurhadi
(1987) bahwa tujuan membaca akan mempengaruhi pemerolehan pemahaman bacaan.
Artinya, semakin kuat tujuan seorang dalam membaca maka semakin tinggi pula
kemampuan orang itu dalam memahami bacaannya.
3. Jenis Membaca
Menurut
Tarigan (1984:11) jenis membaca tampak seperti pada bagan berikut.
Membaca terdiri
atas : a). membaca nyaring dan b). membaca dalam hati.
Membaca dalam hati, terdiri atas : 1). membaca ekstensif dan 2).
membaca intensif.
Membaca Ekstensif, terdiri atas : membaca survey,
membaca sekilas dan membaca dangkal.
Membaca Intensif : membaca telaah isi, membaca telaah
bahasa.
Membaca Telaah Isi : membaca teliti, membaca
pemahaman, membaca kritis, membaca ide-ide.
Membaca Telaah Bahasa : membaca bahasa, membaca sastra.
Karena alasan kepraktisan dan
keterbatasan yang ada, tidak semua jenis membaca tersebut akan dibahas dalam
postingan ini. Postingan kali ini hanya akan membahas jenis membaca nyaring
(bersuara), membaca ekstensif, membaca intensif untuk membaca pemahaman dan
membaca kritis, dan membaca cepat.
a. Membaca Nyaring
Membaca nyaring sering
kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik. Disebut demikian karena
pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat membaca. Dalam hal ini yang
perlu mendapat perhatian guru adalah lafal kata, intonasi frasa, intonasi
kalimat, serta isi bacaan itu sendiri. Di samping itu, pungtuasi atau tanda
baca dalam tata tulis bahasa Indonesia tidak boleh diabaikan. Para siswa harus
dapat membedakan secara jelas intonasi kalimat berita, intonasi kalimat tanya,
intonasi kalimat seru, dan sebagainya. Juga lagu kalimat orang yang sedang
susah, marah, bergembira, dan suasana lainnya. Siswa dapat memberi tekanan yang
berbeda pada bagian-bagian yang dianggap penting dengan bagian-bagian kalimat
atau frasa yang bernada biasa.
Pembelajaran membaca
nyaring ini mencakup dua hal, yaitu pembelajaran membaca dan pembelajaran
membacakan. Pembelajaran membaca yang dimaksud yaitu kegiatan tersebut untuk
kepentingan siswa itu sendiri dan untuk pihak lain, misalnya guru atau
kawan-kawan lainnya. Si Pembaca bertanggung jawab dalam hal lafal kata, lagu
dan intonasi kalimat, serta kandungan isi yang ada di dalamnya. Pembelajaran
yang tergolong membacakan yaitu si pembaca melakukan aktivitas tersebut lebih
banyak ditujukan untuk orang lain. Pembaca bertanggung jawab atas lagu kalimat,
lafal kata, kesenyapan, ketepatan tekanan, suara, dan sebagainya. Bagi
pendengar, lebih bertanggung jawab terhadap isi bacaan, karena mereka ini di
pihak yang berkepentingan dengan kegiatan pembaca.
b. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif
merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti (1) bahan
bacaan beraneka dan banyak ragamnya; (2) waktu yang digunakan cepat dan
singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang penting dari
bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat.
Sebagai ilustrasi,
ketika Anda mengunjungi perpustakaan atau toko buku, Anda tentu tidak hanya
terpaku pada satu buku. Yang Anda lakukan mungkin membuka-buka buku, membaca
sampul, dan daftar isinya, kemudian berpindah pada buku lainnya. Tindakan yang
Anda lakukan tersebut termasuk membaca ekstensif.
Membaca ekstensif,
seperti tampak pada bagan jenis membaca di muka, meliputi membaca survei,
membaca sekilas, dan membaca dangkal. Ketiga jenis membaca ekstensif tersebut
diuraikan secara singkat di bawah ini.
Membaca
survei merupakan
kegiatan membaca yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum isi dan ruang
lingkup bacaan. Membaca survei merupakan kegiatan membaca, seperti melihat
judul, pengarang, daftar isi, pengantar, dan lain-lain.
Membaca
sekilas adalah membaca
yang membuat mata kita bergerak cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis
untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat. Membaca sekilas disebut
juga skimming, yakni kegiatan membaca secara cepat dan selektif
serta bertujuan. Istilah lain membaca sekilas adalah membaca layap,
yaitu membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan atau
bagian-bagiannya. Membaca sekilas merupakan salah satu teknik dalam membaca
cepat.
Membaca
dangkal adalah kegiatan
membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal dari bahan bacaan yang kita
baca. Bahan bacaannya merupakan jenis bacaan ringan karena membaca dangkal
hanyalah untuk mencari kesenangan atau sekadar mengisi waktu.
c. Membaca Intensif
Membaca intensif
adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara saksama dan merupakan salah satu
upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca secara kritis. Membaca
intensif merupakan studi saksama, telaah teliti, serta pemahaman terinci
terhadap suatu bacaan sehingga timbul pemahaman yang tinggi.
Membaca intensif dapat
dibagi menjadi dua kelompok, yakni membaca telaah isi dan membaca telaah
bahasa. Membaca telaah isi meliputi membaca teliti, membaca pemahaman, membaca
kritis, dan membaca ide, sedangkan membaca telaah bahasa meliputi membaca
bahasa dan membaca sastra.
1) Membaca Pemahaman
Membaca pemahan
merupakan suatu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah memahami bacaan
secara tepat dan cepat. Sejumlah aspek yang perlu diperlukan pembaca dalam
membaca pemahaman adalah:
(a)
memiliki kosa kata yang banyak;
(b)
memiliki kemampuan menafsirkan makna kata, frasa, kalimat, dan wacana;
(c)
memiliki kemampuan menangkap ide pokok dan ide penunjang;
(d)
memiliki kemampuan menangkap garis besar dan rincian;
(e) memiliki kemampuan
menangkap urutan peristiwa dalam bacaan (Kamidjan,1996).
2) Membaca Kritis
Kalau seseorang
membaca suatu bacaan, lalu ia mempertanyakan, “Mengapa penulis berpendapat demikian,
apa maksudnya, dan sebagainya”. Berarti orang itu telah bersikap kritis
terhadap bacaan dan penulisnya.
Membaca kritis ialah
kegiatan membaca dilakukan dengan bijaksana, penuh tenggang rasa, mendalam,
evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin mencari kesalahan penulis. Membaca
kritis berusaha memahami makna tersirat sebuah bacaan. Dalam membaca kritis,
pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis.
Nurhadi (1987) menguraikan aspek-aspek
membaca kritis yang dikaitkan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom,
sebagai berikut ini.
(1) Kemampuan mengingat dan mengenali ditandai dengan
(a)
mengenali ide pokok paragraf;
(b)
mengenali tokoh cerita dan sifatnya;
(c)
menyatakan kembali ide pokok paragraf;
(d)
menyatakan kembali fakta bacaan;
(e) menyatakan kembali fakta
perbandingan, hubungan sebab-akibat, karakter tokoh, dll.
(2) Kemampuan menginterpretasi makna tersirat ditandai
dengan:
(a)
menafsirkan ide pokok paragraf;
(b)
menafsirkan gagasan utama bacaan;
(c)
membedakan fakta/detail bacaan;
(d)
menafsirkan ide-ide penunjang;
(e)
memahami secara kritis hubungan sebab akibat;
(f)
memahami secara kritis unsur-unsur pebandingan.
(3) Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep ditandati
dengan:
(a)
mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan;
(b) menerapkan konsep-konsep/gagasan
utama bacaan ke dalam situasi baru yang problematis;
(c)
menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi.
(4) Kemampuan menganalisis ditandai dengan:
(a)
memeriksa gagasan utama bacaan;
(b)
memeriksa detail/fakta penunjang;
(c)
mengklasifikasikan fakta-fakta;
(d)
membandingkan antar gagasan yang ada dalam bacaan;
(e)
membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan.
(5) Kemampuan membuat sintesis ditandai dengan:
(a)
membuat simpulan bacaan;
(b)
mengorganisasikan gagasan utama bacaan;
(c)
menentukan tema bacaan;
(d)
menyusun kerangka bacaan;
(e)
menghubungkan data sehingga diperoleh kesimpulan;
(f)
membuat ringkasan.
(6) Kemampuan menilai isi bacaan ditandai dengan:
(a)
menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara keseluruhan;
(b)
menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini;
(c) menilai dan menentukan bahwa sebuah
bacaan diangkat dari realitas atau fantasi pengarang;
(d)
menentukan relevansi antara tujuan dan pengembangan gagasan;
(e) menentukan keselarasan antara data
yang diungkapkan dengan kesimpulan yang dibuat;
(f) menilai keakuratan dalam
penggunaan bahasa, baik pada tataran kata, frasa, atau penyusunan kalimatnya.
d.
Membaca Cepat
Di layar televisi,
misalnya pada film yang tidak dialihsuarakan, tertera teks dialog para tokoh.
Sebagai penonton, Anda harus membaca secara cepat karena teks tersebut cepat
berlalu dan berganti dengan teks dialog lainnya. Dengan melakukan aktivitas
seperti itu, Anda telah melakukan membaca cepat. Anda tidak sekedar membaca
kata dan kalimat teks yang tampil, tetapi juga memahaminya. Selain itu, Anda
juga mencoba menghubung-hubungkan dialog para tokoh sehingga pemahaman isi
cerita Anda capai. Dengan demikian jelas bahwa dalam membaca cepat, Anda tidak
hanya membaca secara cepat bahan bacaan, melainkan juga berupaya untuk
memahaminya.
Pada masa kini, orang
harus bisa membaca secara cepat. Kalau kita tidak ingin tertinggal dalam
meraih informasi. Kepemilikan keterampilan membaca cepat juga sangat diperlukan
bagi siswa. Dengan mampu membaca cepat berarti informasi dan pengetahuan yang
diperoleh akan semakin banyak. Kegiatan membaca pun akan menjadi hal yang
mengasyikkan. Siswa Sekolah Dasar seharusnya dapat membaca minimal 150 kata per
menit.
Untuk menghitung
kecepatan membaca dapat dilakukan dengan cara membagi jumlah kata yang dibaca
dengan waktu tempuh baca. Rumusnya sebagai berikut:
jumlah kata yang dibaca
waktu
tempuh baca =
kata/menit
Misalnya, sebuah wacana
yang berjumlah 300 kata dapat dibaca dalam waktu 2 menit, berarti kecepatan
membacanya adalah 150 kata per menit.
Membaca cepat
merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cepat disertai dengan
pemahaman isi bacaan. Setiap pembaca mempunyai kecepatan efektif membaca (KEM)
atau yang sering disebut juga dengan kemampuan membaca. KEM
seseorang akan sangat bergantung pada kecepatan membaca (KM) dan pemahaman isi
(PI) atau kemampuan pembaca memahami isi bacaan. Untuk mengetahui kecepatan
efektif membaca seseorang dapat dihitung dengan menggunakan rumus ini:
jumlah kata yang dibaca
waktu
tempuh baca x
persentase pemahaman isi = kata/menit
Untuk menghitung KEM
siswa, guru harus mengetahui pemahaman isi bacaan siswa melalui tes isi bacaan.
Contoh, seorang siswa mampu membaca 300 kata dalam tempo 2 menit dan berhasil
menjawab 3 buah pertanyaan isi bacaan dengan benar dari 5 soal yang tersedia,
artinya KEM siswa tersebut adalah 150 x 60% = 90 kpm (kata per menit).
4. Teknik Membaca
Kecepatan membaca dapat ditingkatkan
dengan cara mengetahui dan berlatih dengan teknik membaca yang tepat. Teknik
yang akan disampaikan dalam bahan ajar ini adalah membaca sekilas (skimming)
dan membaca memindai (scanning), dan SQ3R.
1) Teknik Membaca Sekilas (Skimming)
Teknik ini dilakukan
pada saat orang membaca ekstensif. Bila Anda akan mencari sebuah buku di
perpustakaan, mengenali isi buku secara cepat dengan cara membuka daftar isi,
membaca kata pengantar, atau halaman sampul belakang, Anda hendaknya melakukanskimming.
Dalam menghadapi
sebuah bacaan, Anda harus memperlakukannya sesuai dengan maksud Anda. Jika
fakta dan detail tidak Anda perlukan, lompati bagian tersebut. Cara membaca
yang hanya untuk mendapatkan ide pokok ini disebut skimming.
Skimming bukan sekadar menyapu halaman
buku, melainkan suatu keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk
mendapatkan hasil yang efisien, untuk mendapatkan berbagai tujuan, misalnya:
(a)
mengenali topik bacaan;
(b)
mengetahui pendapat orang;
(c)
mendapatkan bagian penting yang kita operlukan tanpa membaca seluruhnya;
(d)
mengetahui organisasi tulisan, urutan ide pokok;
(e)
penyegaran.
Langkah-langkah membaca sekilas sebagai berikut.
(a)
Pertanyakan dulu, “Apa yang akan Anda cari dari buku ini?”
(b)
Baca daftar isi atau kata pengantar!
(c)
Telusuri dengan kecepatan pada judul, subjudul, bab, dan anak bab!
(d)
Berhentilah ketika Anda menemukan bagian yang dicari!
(e)
Baca dengan kecepatan normal dan pahami!
2) Teknik Membaca Memindai (Scanning)
Anda tentu pernah mencari nomor telepon
di buku “Petunjuk Telepon”? Bagaimana cara Anda? Tentunya, Anda tidak perlu
membuka halaman pertama dan seterusnya. Pasti Anda langsung ke inisial nama
pemilik telepon, misalnya ma. Mata dan telunjuk Anda bergerak cepat
hingga sampai pada Masturi.
Kemudian, Anda mengecek alamat Masturi sesuai
dengan informasi yang Anda miliki. Dari situ, Anda dapat menemukan nomor telepon,
misalnya 663885.
Kegiatan serupa juga berlaku pada waktu
Anda mencari kata dalam kamus, mencari acara siaran TV di koran, lokasi kota
dalam atlas, peta, denah, dan sebagainya. Anda hendaknya juga melakukan membaca
memindai (scanning). Nah, apa sebenarnya scanning itu
dan bagaimana caranya?
Scanning adalah suatu teknik membaca untuk
mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain. Jadi, langsung ke
masalah yang Anda cari, yakni fakta khusus atau informasi tertentu. Kegiatan
ini harus dilakukan secara cepat dan akurat.
3) Teknik SQ3R
Dua teknik membaca yang diungkap di atas
lazimnya digunakan dalam membaca cepat. Berikut ini, kita akan membahas teknik
SQ3R yang biasa dipakai dalam membaca pemahaman.
SQ3R merupakan teknik membaca yang
terdiri atas lima langkah: Survey, Question, Read, Recite, dan Review.
Secara lengkap tapi singkat kelima langkah dalam SQ3R dijelaskan berikut ini.
Langkah 1: S-Survey.
Survey atau prabaca adalah teknik untuk
mengenal bahan sebelum membaca secara lengkap untuk mengenal organisasi dan
ikhtisar umum. Anda bisa melihat-lihat judul, subjudul, dan sebagainya.
Langkah 2: Q-Question.
Pada saat survey, Anda juga dapat
mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan, misalnya dengan mengubah judul atau
subjudul menjadi kalimat tanya. Anda bisa menggunakan katasiapa, apa, kapan,
di mana, mengapa, bagaimana.
Langkah 3: R-Read.
Setelah melakukan survey dan mengajukan
pertanyaan, barulah Anda membaca keseluruhan bahan bacaan. Jadi, membaca
merupakan langkah ketiga. Baca bagian demi bagian sambil Anda mencari jawaban
atas pertanyaan yang telah Anda lakukan pada langkah ke-2. Pada tahap ini,
konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pokok dan detail penting.
Langkah 4: R-Recite. Setiap selesai membaca subjudul,
berhentilah sejenak. Coba jawab pertanyaan atau sebutkan hal-hal penting bagian
tersebut. Bila perlu, buat catatan seperlunya. Bila belum paham, ulangi membaca
bagian tersebut sekali lagi.
Langkah 5: R-Review.
Setelah selesai membaca seluruh bahan.
Ulangi untuk menelusuri kembali judul, subjudul, dan bagian-bagian penting
lainnya. Langkah ini berguna untuk membantu daya ingat, memperjelas pemahaman,
dan juga untuk mendapatkan hal-hal penting yang terlewatkan.
C. Model Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar
1. Pembelajaran Membaca Cepat
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan
dipersiapkan dalam pembelajaran membaca cepat adalah materi, metode, media, dan
evaluasi.
a) Materi
Pilih bahan bacaan yang sesuai dengan
minat dan kemampuan siswa. Lengkapi bacaan tersebut dengan perintah waktu mulai
baca, waktu akhir baca, dan waktu yang diperlukan untuk membaca. Kemudian,
susun pertanyaan bacaan untuk mengukur pemahaman isi.
contoh
materi bacaan : wacana “ RA Kartini”
Waktu
mulai baca : jam …. Menit …. Detik ….
………………………………………………………………………………………………………………………………
Waktu
selesai baca: jam …. menit …. detik ….
Waktu
baca yang diperlukan : ….. detik.
b) Metode
Metode atau teknik membaca yang dipakai
adalah skimming dan scanning dengan kecepatan
membaca sedang (reguler).
c) Media
Stopwatch,
arloji, alat tulis.
d) Evaluasi
1. Bagikan lembar soal kepada siswa.
2. Hitung waktu baca yang diperlukan.
3. Beri skor pada jawaban siswa.
4. Hitung KM dan KEM dengan rumus yang ada.
Pertanyaan
isi Bacaan: berjumlah 10 soal jawaban singkat.
2. Pembelajaran Membaca Intensif dengan Teknik
Scramble
Anda telah mempelajari materi membaca
intensif, yang salah satu jenisnya adalah membaca kritis. Untuk melaksanakan
pembelajaran membaca kritis, Anda dapat menerapkan teknik scramble wacana.
Teknik scramble wacana berupa permainan
menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil yang diharapkan
berupa susunan wacana yang logis dan bermakna.
Kegiatan yang Anda lakukan terdiri atas
tiga langkah, yakni (1) kegiatan persiapan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan
tindak lanjut.
1. Kegiatan persiapan, meliputi:
a.
pemilihan bahan bacaan;
b.
pembuatan kartu kalimat;
c.
pembagian kelompok siswa (4-5 orang);
d.
pengaturan posisi tempat duduk;
e.
perencanaan langkah selanjutnya.
2. Kegiatan inti, meliputi:
a.
Tiap kelompok mendapat perangkat kartu kalimat;
b.
Diskusi kelompok untuk mengurutkan kartu;
c.
Pembentukan pasangan kerja dalam kelompok kecil;
d.
Hasil kerja kelompok kecil disajikan dalam diskusi kelas;
e.
Guru sebagai moderator dalam pembahasan hasil kerja kelompok kecil;
f.
Pembahasan dan komentar atas hasil kerja kelompok;
g.
Pencapaian hasil susunan wacana yang dianggap paling logis dan bermakna;
h.
Pembacaan wacana asli oleh 1-2 orang siswa;
i.
Penceritaan kembali isi bacaan oleh 1-2 orang siswa.
3. Kegiatan Tindak Lanjut, dapat dipilih salah satu kegiatan
berikut ini:
a.
Pemberian tugas serupa dengan wacana lain;
b.
Pencarian makna kata baru dan penerapannya dalam kalimat;
c.
Penjawaban soal-soal tentang isi bacaan.